Kamis, 29 Juli 2010

leader or looser??

langkahku layu...
kaki kecil yang mnopang beban berat tubuhku tertekuk pasrah
jlan sempit dengan lampu minyak yg membakar ikatan benang

bila mereka telah cukup tegap dengan senter putih,
maka aku butuh sebatang lilin untuk membantuku merangkak malam

jika mereka sudah cukup dengan melangkah pasti
maka aku butuh sepasang tongkat yang mngimbangi tubuhku

aku bak balita ditengah manusia dewasa
awam, tak mengerti apapun
mereka yg hebat kurasa bagai gerobak yang mendorongku dalam kepayahan

maafkan ketidakmampuanku kawan...
aku tak pernah tau bahwa aku bukan orang yang tepat
kesombonganku telah mengubah kesediaanku

tapi percayalah kawan...
peperanganku adalah bukti kesungguhanku

walau bkn skarang, smga suatu saat aku mampu mnjadi pemimpin
yah, benar2 pmimpin. bkan pemimpin yg dpimpin...
amin...

Jumat, 16 Juli 2010

penyesalan, perlukah??

aq berhasil melalui hari-hariku dengan cukup indah, meski terkadang kerikil menghalangi langkahku, duri menusuk kakiku, dan angin menghambat gerak tubuhku. aku manusia biasa yang pantas mengalami kegagalan. meski seringkali aku enggan merasakan kegagalan. menangis dalam sesal, mengutuk diri sendiri. aku tak pernah menyalahkan orang lain dalam kegagalanku, it's about my mistakes...
di sebuah angkutan kota, saat semilir angin menyentuh lembut wajahku, aku menemukan sebuah keyakinan. semua yang terjadi dalam hidup kita adalah yang terbaik, menyedihkan ataupun menyenangkan. hakikatnya itulah yang terbaik. bukan tidak boleh menyesali kelengahan kita yang berakibat pada kegagalan, tapi bukan berarti kita harus tenggelam dalam penyesalan. kesalahan kita hanya patut dijadikan bahan introspeksi, bukan penyesalan. cukup dengan mengangguk dan tersenyum, tak perlu menangis berhari-hari hingga tak mampu bangkit lagi. lebay itu...
susah memang menerima kegagalan, terlabih jika itu mengusik harga diri. kegagalan yang membuat kita malu. huuh, memang menjengkelkan. untuk yang ini, bolehlah sedikit meneteskan air mata, bukan karena penyesalan tapi ungkapan rasa malu. sekali lagi tak boleh ada air mata untuk sebuah penyesalan.
aku jadi kepikiran, betapa indahnya jika air mata kita hanya dipersembahkan untuk sang Rabb... so, dalam hidup kita tidak akan merasa terbebani, selalu ada senyum yang menghiasai. lebih pede, lebih ceria.
selama ini, kayaknya aku kelewat lebay menjalani hidup. bentar-bentar nangis, sedih dikit nangis, sakit dikit nangis, kecewa, bingung nangis juga...
yah,yah mulai sekarang gak boleh nangis lagi y...