Minggu, 24 Mei 2009

puisi untuk dia

teruntuk kasih yang terputus kebenaran
jangan pernah alirkan embun penyesalan
karena aku begitu ikhlash melepasmu
tak kan ada hitam di atas putih
jika kita saling menjaga keindahan

ketika menunggu jadi satu pilihan
kan kuhabiskan detik untuk kesabaran
kan kurajut menit untuk sebuah pengabdian
dan kuhitung jam demi menanti kebahagiaan

wahai orang yang menuntunku pada ridho-Nya
katupkan segala indera dari kegelapan
simpan merahnya hatimu untuk maharku

dan aku...
segera menyusun tanggung jawab
membangun retakan pribadi kanak-kanakku
kupersembahkan yang terbaik dari rahmat-Nya
hanya untukmu...

wahai orang yang menuntunku pada ridho-Nya
ketuk pintuku jika saatnya tiba
kan kusambut dengan seulas senyum
awal pengabdianku padamu
menuju kesempurnaan dari-Nya


just 4:
my beloved husband
"whoever who will Be..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar